In Memoriam Mafri Amir: Wartawan, Akademisi, Ormas dan Kantor Wapres

https://imeskaworld.tumblr.com/post/671872195184689152/selamat-jalan-buya-mafri-amir-jualan-film-di
Saya sendiri bertemu wajah trakhir kali ketika berkunjung ke rumahnya di Pamulang. Saat itu MA segar-bugar bersama isteri, anak dan cucunya. Itu kejadian jauh sebelum Pandemik Covid-19 Maret 2020. Sejak itu hanya bertelepon ria. Banyak hal yang kami "ota"kan dengan canda dan gaya "garah" MA.
Tentu saja siapa almarhum MA, secara singkat sudah ada di link di atas. Lebih dari itu, ternyata teman-teman lain sama dengan Saya merasa persahabatan dengan almarhum begitu mendalam. Bahkan pada In Memoriam yang mereka tulis tadi, dalam momen dan versinya masing-masing menyebut nama sahabat-sahabat lain yang membersamai tugas jurnalistik dengan MA.
Tokoh wartawan senior ini semula menjadi dosen Fakultas Dakwah di IAIN IB dan kemudian pindah menjadi Dosen Fakutas Ushuluddin UIN Jakarata UIN Syarif Hidayatullah. Ia pernah mengabdi di Kantor Wapres JK (2004-2009; 2014-19) antara lain sebagai Asisten Staf Khusus Prof. Dr. H. Azyumardi Azra, M.Phil., M.A., C.B.E. Wapres Bidang Reformasi Birokrasi. Sebelumnya, Asisten Staf Khusus bidang keagamaan Kantor Wakil Presiden. Bersamaan dengan masa Uda Syahrul Ujud, S.H. Wali Kota Padang 1982-1992 sebagai salah seorang Deputi di Kantor Wapres JK.
Panji Masyarakat (PM)
MA terpaut usia 6 tahun di bawah saya. Beliau lahir 1 Maret1958 di Koto Sani Solok, pinggir Danau Singkarak. Tokoh Suku Caniago-Panyalai ini beristeri Roslaini, suku Koto dari nigari yang sama, Koto Sani. Mereka mempunyai 1 putra dan 2 putri . Ahmad Zaki (37), Rifa Wahyuni (34) dan Shofi Adriya (31).
Menantu mereka Eko Defrianto (34) dan Ari Darmansyah (38). Dari semua anak dan menantu itu , MA dan Roslaini dikaruniai 5 orang cucu. Mereka adalah Fadlan Dhiya Ahmad (14), Rania Nur Izzah (13), Altaf Farell Ahmad, (6) Athif Refat Arya Shaker (4) dan Shakeela Akifah Lashira Arya (9)
Persahabatan kami berkisar tentang dunia pers kampus, tulis menulis, ormas Islam dan relasi pengabdian kemasyarakatan, kekeluargaan dan kemanusiaan. Almarhum aktif sebagai wartawan dan redaksi Koran Kampus IAIN yang terbit awal 1979.
Ia berkarir menjadi wartawan harian Semangat Padang. Kemudian MA menjadi koresponden tetap dan wartawan Majalah Islam Panji Masyrakat (PM), Jakarta di masa kepemimpinan Rusydi Hamka setelah Buya Hamka Wafat 1981. Bagi kami kala itu Mafri menjadi plus karena semasa dengan Azyumardi Azra, Komaruddin Hidayat dan Badri Yatim serta Iqbal Abdul Rauf Saimima di PM. Majalah Islam ini sangat bergengsi di mata kami khususnya para aktifis dan mahasiswa Islam dan umumnya umat Islam.
Mengenang MA, rasanya merepleksi kenangan saya kepada tokoh mahasiswa dan aktifis kampus di akhir tahun 1970-an dan 80-an ini. Kami bergelut dalam dunia tulis menulis, atau gagahnya jurnalistik di Sumbar. Kala itu banyak anak muda sebelum menjadi wartawan sebenarnya, dengan memegang kartu anggota Pers PWI resmi, adalah tokoh kampus. Baru setelah atau sedang menjadi aktifis pers kampus itu mereka menjadi wartawan daerah atau nasional pada masanya.
Koran Pertama
Journalist: Shofwan Karim
Editor: Shofwan Karim
Source: https://www.shofwankarim.id/