Perspektif Islam tentang Gender

View all posts by Home of My Thought, Talk, Writing and Effort
Edited 19 April 2025

Perspektif Islam tentang Gender
Oleh Shofwan Karim
I. Pendahuluan
Islam sebagai al-Din mencakup tatanan semua segi kehidupan manusia tentang akidah (teologi), ibadah (ritual), akhlak (etika) dan mumalah (sosio-kultural). Secara umum ketercakupan itu merupakan pengaturan hubungan dengan Allah dan hubungan sesama manusia.[1]Kajian gender merupakan wilayah dan tatanan hubungan sesama manusia dalam konteks sosio-kultural. Di dalam mumalah ini berlaku ungkapan, lakukan sesuatu kecuali yang terlarang. Sebaliknya dalam hal akidah dan ibadahmahdhah, jangan lakukan sesuatu kecuali yang diperintahkan.
Latar belakang munculnya konsep gender berawal dari banyaknya problem yang menghimpit wanita secara akumulatif. Di antaranya perlakuan diskriminatif dan tindak kekerasan terhadap wanita. Dalam kacamata feminisme[2](Ilyas, 1997:4-5) Barat melihat akar permasaalahan itu berasal dari anggapan bahwa wanita selama ini hidup dalam dunia laki-laki (patriakhi). Dunia dibentuk oleh laki-laki dengan tata nilai penuh maskulinitas. Di dalam pembangunan juga nuansa maskulinitas amat dominan di antaranya dalam program keluarga berencana (KB) dan mekanisasi pertanian.
Demi suksesnya program KB, wanita dipaksa menggunakan alat-alat kontrasepsi yang ternyata memberikan dampak kesehatan yang bermacam-macam, sejak dari ketidak seimbangan hormonal dan bahkan kematian (Sri Rahayu, 1996:2). Sementara laki-laki --yang menjadi sumber pembuahan rahim—melenggang tanpa beban. Begitu pula mekanisasi pertanian, dituding telah menurunkan produktivitas wanita yang tidak diikuti dalam pelatihan-pelatihan teknologi baru. Akibatnya wanita termarginalkan dan bukan sebagai pencari nafkah dalam keluarga. Walhasil peningkatan jumlah pengangguran di kalangan wanita melebihi pria.
Berdasarkan fakta-fakta di atas maka para pemikir Barat menggagas sebuah perubahan mendasar mutlak dilakukan menyangkut wanita dan perannya serta pola hubungan antara wanita dan pria.[3](Sri Rahayu, 1996:5-6). Konsep baru tentang kewanitaan dan keperiaan serta pola hubungan di antara wanita pria inilah yang disebut sebagai konsep gender (Ibid, 3).
Perkembangan pemikiran modern di dunia Islam tidak terlepas dari paradigma baru itu. Ada bias penolakan yang mengganggap semua yang datang dari wacana Barat adalah berlawanan dengan Islam. Sebaliknya ada yang menerima secara total apa yang datang dari Barat kompatibel (bersesuaian) dengan Islam. Sementara yang lebih moderat melakukan kajian lebih mendalam tentang konsep itu baik secara tekstual maupun kontekstual lalu menerima mana yang kondusif dan tidak bertentangan dengan pemahamann teks tetapi kontekstual dan mana yang harus ditolak dan tidak dapat diterima oleh Islam.
Tinjauan berikut lebih kepada yang ketiga, memahami teks dan konteks secara teologis-sosiologis serta di sana sini merujuk kepada pemikiran klasik dan kontemporer yang diharapkan memberikan gambaran umum yang mungkin dapat dipertimbangkan untuk menumbuhkan partisipasi aktif umat Islam dalam PUG secara proporsional.
II. Tinjauan Normatif-Tekstual
Paling tidak di sini secara amat ringkas, dikemukakan tinjauan normatif-tekstual di dalam al-Qurn yang menjadi rujukan pemikir feminisme Muslim sebagai landasan yang bersifat filosofis-teologis di satu pihak, dan sosio-teologis di pihak lain dalam wacana relasi gender ini. Para feminis itu mewacanai ulang beberapa konsep yang dalam pembahasan sekadarnya ini dibatasi kepada tiga konsep: (1) penciptaan perempuan; (2) kepemimpinan rumah tangga; dan (3) kesaksian perempuan .
Journalist: Shofwan Karim
Editor: Anton Hilman
Source: https://eskaelhussein.wordpress.com/2020/10/21/perspektif-islam-tentang-gender/
Related news
- International Visitor Leadership Program of US Department of State "Grassroots Democracy" II
- Catatan IVLP: Persahabatan Lintas Benua
- Bung Karno dan M Natsir Berbeda Corak Pemikiran, Satu Tujuan untuk Indonesia
- Setitik Kisah Pribumi Indian Pueblo New Mexico
- Menolak Lupa: Natsir dan Sukarno, Lain Garis Satu Perjuangan
Catatan IVLP: Persahabatan Lintas Benua
Kolom Shofwan Karim - March 20, 2025
Setitik Kisah Pribumi Indian Pueblo New Mexico
Kolom Shofwan Karim - March 13, 2025