Makmur Hendrik : Sekilas Angkatan 66 Bukittinggi dan Ir. Januar Muin

TAHUN 1966 adalah tahun yang mengubah sejarah Republik Indonesia.
Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai yang paling dekat dengan Presiden Soekarno.
Setelah peristiwa G30S-PKI, para pelajar, mahasiswa, guru dan berbagai ormas memenuhi jalan2 raya di Republik Indonesia, menuntut agar PKI dibubarkan.
Pawai motor di sepanjang jalan oleh Mahasiswa (KAMI), Pemuda & Pelajar (KAPPI), Guru2 (KAGI) dll.
Saat itu Makmur Hendrik (kini 78 th) Kelas II, Jurusan Mesin STM Negeri Bukittinggi. Atas kesepakatan belasan Ketua OSIS SLTA dan SLTP, dia ditunjuk sebagai Ketua KAPPI Bukittinggi, membawahi Kota2 di Sumbarut (Sumatera Barat Utara) meliputi Bukitinggi, Padangpanjang, Payakumbuh, Batusangkar dan sekitarnya.
Makmur Hendrik (MH) memimpin belasan kali demo memadatkan jalan-jalan dan lapangan kota yang diikuti siswa-siswi dari belasan SLTA dan SLTP.
Untuk Bukittinggi, demonstrasi selalu dipusatkan di Kampung Cina. Sebab wilayah itu adalah pusat pemukiman warga Tionghoa yang, menurut data intelijen, 80% warganya pro Partai Komunis Cina.
Kendati mengesankan sudah berhari-hari, namun Presiden Soekarno belum bersedia membubarkan PKI.
Dalam demo tgl 14 September 1966, seorang siswa kelas II STM Negeri Bukittinggi, bernama Ahmad Karim, tewas ditembak dari jarak dekat.
Dalam Sidang Mahmil (Mahkamah Militer) di Padang, tahun 1967 saya hadir sebagai Saksi.
Saat MH duduk, dia terkejut, di sana juga hadir ayahnya , Hendrik Pangandaheng, asal Sulawesi Utara.
Journalist: Anton Hilman
Editor: Shofwan Karim
Related news
Rekomendasi Paslon, Duduk dan Terduduk
Opini - March 30, 2025
Politik Besar Hidung dan Patah Arang: Tawaran Rasional
Opini - March 25, 2025