Catatan IVLP: Persahabatan Lintas Benua


Peserta 17 Negara IVLP 2015 di depan US Capitol, Wash, D.C. Foto Dok

Oleh Shofwan Karim
(Alumni International Visitor Leadership Program-IVLP , USA , 2005; Ketua PWM Sumbar 2000-2005; 2015-2022)
Motto

Membaca berita di detik.com tentang tuduhan seorang analis dari Universitas Airlangga bahwa AS ikut campur tangan dalam ledakan Bom di Pasar Tantena, Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (28/5/2005) kemarin, membuat kami terpurangah.
Hal itu menjadi bahan diskusi kami malam ini dengan teman saya LP Jeter di rumahnya kawasan Capitol Hill, Seattle, negara bagian Washington, belahan barat Amerika.
Saya tertawa membaca tulisan itu. Tetapi teman saya menyela, "yah, anda tertawa, tetapi kami di sini merasa terhina. Apa perlunya Amerika ikut campur urusan dalam negeri orang, katanya. Jadi, itu tidak benar Amerika ikut-ikutan soal bom atau apa di Indonesia ", katanya.
Daripada bertengkar pula akibat virtual news di detik.com itu, maka kami pindah ke pembicaraan lain.
Persahabatan Lintas Benua

LP dan saya membalik kembali persahabatan yang telah tumbuh sejak 4 tahun lalu (2021). Persahabatan lintas bangsa dan benua ini agak lucu. Bermula dari seorang bule yang bingung di lantai 3 sebuah plaza di Bandung .
Ini salah satu contoh saja di antara banyak sahabat keluarga kami di lima benua. Beberapa ada di Kanada, belahan Amerika yang lain, di Mesir, di Maroko, di Belanda, di Prancis, di Saudi Arabia, di UK, di Tiongkok, Hongkong, Taiwan, Australia, negara-negara Asean dan Jepang.




Banyak sahabat karib kami di hampir seluruh Pronvinsi Tanah Air. Dari Aceh hingga Papua. Ini lantaran, antara lain karena masa muda, dan tua kami sering ikut dalam kegiatan berbagai iven dalam waktu singkat, menengah dan panjang di berbagai belahan dunia.
Aktif menghadiri berbagai helat organisasi nasional dan internasional. Perkumpulan alumni berbagai program. Di antaranya organisasi yang berafilasi agama, politik, kepemudaan, mahasiswa, hubungan internasional, NGO, bisnis dan dunia akademik.
Perkenalan dengan LP tak disangka-sangka. Waktu itu, November 2001, Si Kulit Putih ini kehilangan kata untuk menerangkan bahwa ia perlu aktifkan telepon cellular yang dia bawa dari Amerika.
Journalist: Shofwan Karim
Editor: Anton Hilman
Related news
- Perspektif Islam tentang Gender
- International Visitor Leadership Program of US Department of State "Grassroots Democracy" II
- Bung Karno dan M Natsir Berbeda Corak Pemikiran, Satu Tujuan untuk Indonesia
- Setitik Kisah Pribumi Indian Pueblo New Mexico
- Menolak Lupa: Natsir dan Sukarno, Lain Garis Satu Perjuangan
Perspektif Islam tentang Gender
Kolom Shofwan Karim - April 19, 2025
Setitik Kisah Pribumi Indian Pueblo New Mexico
Kolom Shofwan Karim - March 13, 2025